Penggunaan Penjor Pada
Waktu Hari Raya Galungan
1.
Pengertian
Penjor
adalah salah satu sarana Upakara dalam merayakan Hari Raya Galungan, dan
merupakan simbul Gunung yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan, seperti
halnya Gunung Agung, di mana Pura Besakih yang merupakan tempat pemujaan
terbesar bagi umat Hindu di Indonesia.
2.
Bahan dan perlengkapan
a.
Bahan penjor adalah sebatang bambu yang ujungnya
melengkung, dihiasi dengan daun kelapa/daun enau yang muda serta daun-daunan
lainnya (palawa).
b.
Perlengkapannya yaitu: pala bungkah seperti
kelapa, mentimun, pisang, dan sebagainya; pala wija (biji-bijian) yaitu:
jagung, padi, dan sebagainya, jajan, 11 uang kepeng/logam, serta sanggah
lengkap dengan sesajennya. Pada ujung penjor digantungkan sampian penjor lengkap
dengan porosan (sirih, kapur, pinang) dan bunga.
c.
Pada hari kuningan sesajennya dilengkapi dengan
endongan tamiang dan kolem.
3.
Tujuan pemasangan
Tujuan pemasangan
penjor sebagai swadharma umat Hindu untuk mewujudkan rasa bhakti dan terima
kasih kehadapan Hyang Widhi Wasa dalam prabhawa-Nya sebagai Hyang Giripati
4.
Waktu pelaksanaan
a.
Pemasangan penjor dilaksanakan pada hari Anggara
Wage wuku Dungulan (sehari sebelum galungan) setelah menghaturkan “banten
penampahan Galungan”
b.
Penjor dapat dicabut pada Redite Umanis Langkir
(sehari setelah kuningan). Semantara itu perlengkapan seperti sampian, lamak
serta perlengkapan upakara Galungan lainnya dapat dibakar dan abunya sebagian
disimpan pada kelapa gading muda yang dikasturi.
c.
Pada hari Budha Kliwon Pahang (35 hari setelah
hari raya Galungan), abu dalam kelapa gading tersebut di atas dilengkapi dengan
sarana kwangen dan 11 uang kepeng/logam selanjutnya ditanam di pekarangan rumah
atau dihanyut sertai permohonan “pakukuh jiwa urip” (kadirgayusan).
d.
Tempat pemasangan
Penjor dipasang atau ditancapkan pada “lebuh” di depan
sebelah pintu masuk pekarangan rumah, sedangkan sanggah dan lengkungan ujung
penjor menghadap tengah jalan.
Sumber
Judul buku : Manggala Upacara
Penyusun : Drs. I Made Sujana & I Nyoman Susila
Tahun Terbit: 2007
Penerbit: Paramita Surabaya
Kata kunci: Penjor-rerainan-Galungan-Umat Hindu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar