1.
Sembahyang menumbuhkan keikhlasan
Bagi
mereka yang rajin sembahyang akan tumbuh
rasa dekat dengan Tuhan dan akan semakin menghayati Kemaha Kuasaannya san
ajaran-ajaran-Nya. Apapun kenyataan yang kita terima itu adalah sudah merupakan
takdirNya. Kalau hal ini sudah benar-benar, dapat dipahami kekecewaanpun tidak
terlalu berat dirasakan. Karena sudah ditentukan manusia hanya berhak pada
kerja. Apapun yang merupakan kenyataan atas kerja kita itu sudah kehendak Yang Maha
Kuasa.
Keikhlasan
disini bukan menyerah tanpa kerja Nasib buka berarti hasil berdiam diri. Nasib
bukan berarti hasil berdiam diri. Nasib adalah kenyataan dari pada kerja.
Keikhlasan adalah meringankan penderitaan orang yang tidak memiliki keikhlasan
dan selalu gelisah dan gusar menerima kenyataan yang pahit. Dan melonjak-lonjak
penuh keangkuhan dan kesombongan kalau kenyataan itu manis dan menyenangkan.
Sembahyang yang tekun akan dapat menimbulkan keyakinan diri bahwa Tuhan selalu
dirasakan dekat padanya.
Rasa
ikhlas akan meringankan penderitaan dan kegelisahan jiwa. Adapun kenyataan yang
diterimanya tidak akan pernah menghentikan usahanyaa untuk berkarma berdasarkan
dharma. Berkarma merupakan usaha kewajiban hidup bagi setiap orang. Sembahyang
yang melahirkan keikhlasan jiwa adalah sembahnyang didasarkan pada sastra
Agama. Karena semabhyang yang benar adalah sembahyang dilator belakangi oleh
penyerahan diri sebulat-bulatnya pada Tuhan. Setiap kenyataan yang diterima
dari kermanya yang diyakininya itu adalah takdir Tuhan.
2.
Sembahyang dapat menumbuhkan rasa aman dan jiwa
yang tentram.
Rasa
aman dan jiwa yang tentram juga merupakan kebutuhan rokhani dari pada setiap
orang. Rasa aman akan dirasakan oleh orang yang selalu merasa dekat dengan
Tuhan. Salah satu Kemaha Kuasaan Tuhan adalah sebagai pelindung ciptaanNya yang
benar-benar meyakiniNya dan selalu memuja dan melaksanakan ajaran-ajaranNya.
Rasa
aman itu timbul karena adanya keyakinan bahwa Tuah selalu akan melindungi dirinya. Ibarat
seorang anak yang sellau berada disamping orang tuanya. Seperti orang sakit
yang didampingi oleh dokter. Jiwa yang tentram adalah jiwa yang terlepas dari
rasa cemas, gelisah, bingung, ragu-ragu dan kecewa. Nilai-nilai spiritual dan
nilai-nilai material hanya akan dapat ditumbuhkan oleh manusia yang berjiwa
tentram. Manusia yang berjiwa tentram akan menjadi manusia-manusi yang
produktif dan hidup bergairah. Hidup di dunia ini akan dirasakan sangat indah
dan semarak sebagai tempat berkarma untuk meningkatkan diri. Tidak akan ada suatu
kemajuan di dunia kalau di dunia ini dihuni oleh manusia-manusia yang berjiwa
gelisah, cemas, ragu-ragu dan sellau kecewa melihat keadaan.
3.
Sembahyang dapat mengatasi perbudakan material
Orang
yang rajin sembahyang dan tekun sembahyang akan dapat melihat dengan terang
nilai mana yang lebih tinggi dan nilai mana yang lebih rendah. Manusia memang
tidak dapat lepas dengan artha benda. Ibarat perahu tidak akan dapat berlayar
tanpa air. Tetapi hendaknya diingat air itu adalah sarana, tujuan perahu
berlayar adalah menuju pantai. Demikian pula manusia artha benda itu adalah
alat manusia untuk mencapai pantai bahagia. Juga harus diingat kalau perahu
yang tidak kokoh dan tidak terkendali justru air-lah yang akan
menenggelamkannya perahu itu. Demikian pula manusia kalau tidak sadar bahwa
artha benda itu adalah alat justru menjadi terbalik manusia diperalat oleh
artha benda itulah dianggap tujuan utama dan nilai tinggi, manusia yang
demikian itulah akan diperbudak oleh materi.
Dalam
ketekunan sembahyang orang akan dapat melihat dengan terang. Artha benda itu
harus dicari sebanyak-banyaknya demi melaksanakan dharma. Untuk mencari
sahabat, untuk membantu orang miskin. Untuk berbakti pada orang tua, saudara,
membantu orang sakit, menyemarakkan kehidupan beragama. Orang yang terang
pandangannya karena ketekunan sembahyang akan aktif mencari artha benda, tetapi
dia tetap tidak diperbudak oleh artha benda itu. Ibarat ikan di laut, meskipun
bertahun-tahun ada dalam air laut ikanpun tidak bisa asin oleh asinnya air laut
itu sendiri
4.
Sembahyang menumbuhkan cinta kasih
Rasa dekat dengan Tuhan yang
ditumbuhkan oleh ketekunan sembahyang, akan meningkatkan rasa cinta kasih
kepada sesama. Karena jiwatman yang ada pada semua makhluk adalah satu sumber
dari Tuhan. Kalau kita umpamakan
Tuhan itu magnit dan manusia adalah
sepotong besi, maka besi yang ditempelkan kepada magnit tersebut akan menjadi
magnit pula, kalau ada potongan besi yang lainnya ditempelkan pada besi yang
telah menempel pada magnit, besi itupun akan menjadi magnit pula.
Demikianlah manusia yang telah memiliki
rasa dekat dengan Tuhan akan semakin tumbuh rasa kasihnya dengan sesama
manusia. Rasa kasih itu ditumbuhkan oleh adanya keyakinan yang semakin mantap
lewat sembahyang bahwa pada hakekatnya manusia itu satu saudara ciptaan Tuhan.
Sembahyang yang tekun akan dapat menghilangkan rasa benci, marah, dendam, iri
hati, dan mementingkan diri sendiri. Karena membenci orang lain sama saja
dengan membenci diri sendiri. Dalam kebersamaan kita akan merasakan dunia ini
indah (ramai) persaingan hidup yang bersifat negatif akan dapat dihilangkan.
5.
Sembahyang dapat melestarikan alam
Dalam melakukan sembahyang kita
memerlukan sarana yang berasal dari alam. Jadi dengan sembahyang kita
termotivasi untuk melestarikan bunga, daun-daunan, pohon buah-buahan yang kita
butuhkan dalam upacara persembahyangan juga membutuhkan air dari sumber-sumber
air yang alami oleh Karena itu timbul
usaha untuk melestarikan alam.
Disamping itu manusiapun lewat
ketekunan sembahyang akan tumbuh rasa cinta akan alam ciptaan Tuhan. Rasa cinta
alam inipun yang mendorong manusai untuk melestarikan alam lingkungan yang amat
besar jasanya pada kehidupan manusia.
6.
Sembahyang untuk memelihara kesehatan jasmani
Persembahyangan dilakukan dengan
beberapa sikap-sikap yang dalam Agama Hindu disebut “Asana”. Ada beberapa
bentuk asana yang dipergunakan untuk melakukan sembahyang. Ada sembahyang yang
dilakukan dengan duduk ada dengan berdiri seperti dalam ruangan seperti
rapat-rapat umat yang didahului dengan Tri Sandya. Sikap duduk ada beberapa
bentuk misalnya:
a.
Padmasana yaitu sikap sembahyang dengan duduk
seperti teratai. Asana ini dilakukan dengan menempatkan kaki kanan diatas paha
kiri atau sebaliknya, tulang punggung sampai kepala menjadi satu garis tegak,
sekujur tubuh dilemaskan. Sikap duduk ini berguna untuk membantu menyembuhkan
penyakit rematik dikaki, paha dan punggung dan juga melancarkan peredaran darah
keseluruh tubuh.
b.
Vajrasana biasanya dilakukan oleh umat yang
Wanita. Vajrasana berarti sikap duduk dengan ketetapan hati untuk sembahyang.
Manfaat dari sikap Vajrasana yaitu dapat menguatkan tulang punggung, pencernaan
dalam perut dapat bekerja lebih sempurna, menguatkan otot-otot kaki, paha,
membantu menyembuhkan penyakit dilutut, kaki dari dan paha atas, menghilangkan
kembung diperut karena kebanyakan angin, mengaktifkan urat-urat yang halus dll.
Dalam melakukan sembahyang setelah
menentukan sikap sembahyang baik yang duduk maupun yang berdiri terus
dilanjutkan dengan melakukan “pranayama” yaitu pengaturan nafas dengan menarik,
menahan, dan mengeluarkan nafas dengan perbandingan 1: 4:2, hal ini minimal
dilakukan dalam tiga putaran. Pranayama ini dilakukan melalui hidung manfaat
kesehatan yang didapat yaitu menambah zat asam pada paru-paru, menenangkan
pikiran, untuk dipusatkan pada obyek sembahyang, memberikan tenaga baru pada
seluruh tubuh agar organ-organ tubuh dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Demikianlah sikap/asana dan pranayama dalam
sembahyang. Manfaat kesehatan ini baru kita dapat rasakan apabila dilakukan
dengan penuh ketekunan dan berkesinambungan. Hal ini tidak akan membawa manfaat
apa-apa bila dilakukan dengan setengah-setengah apabila tidak berkesinambungan
setiap hari
Demikian pemaparan manfaat sembahyang yang dapat saya bagikan, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Sumber informasi:
Judul buku : Arti dan Fungsi Sarana Persembahyangan
Disusun oleh : Dr. I Ketut Wiyana
Penerbit :Paramitha
Tahun terbit : 2010
Good...lanjutkan ke postingan berikutnya.
BalasHapus